CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Saturday, March 6, 2010

Orang tua, suri tauladan anak

Bel sekolah berbunyi. Gadis kecil itu berlari menuju gerbang sekolah TK Al Iman. Didampingi seorang perempuan muda yang juga berlari-lari kecil, si anak terlihat tergesa-gesa hingga terlihat repot dengan seragam busana muslim yang dikenakan. Sampai di gerbang sekolah, ia mencium tangan perempuan muda itu seraya melambaikan tangan.
Perempuan muda kurus berambut coklat muda dengan rok mini dan kaus ketat itu balas melambaikan tangan.

***

Tak dipungkiri, semua ibu pasti ingin anaknya pintar, cerdas dan maju. Orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya di sekolah favorit. Banyak dari mereka yang mempercayakan seluruh proses pembelajaran dan pendidikan kepada pihak sekolah. Mereka pikir, toh biaya masuk sekolah mahal ini sudah bisa menjamin segalanya. Benarkah demikian?

Sebenarnya, proses pendidikan dan pembelajaran anak tidak boleh hanya mengandalkan pihak sekolah. Sebagai orang tua, kita harus bisa mendampingi dan berjalan beriringan dengan apa yang telah diajarkan di sekolah. Orang tua selayaknya juga menerapkan nilai-nilai yang telah ditanamkan di sekolah ketika sampai di rumah.

Menyekolahkan anak di sekolah Islam merupakan suatu hal yang baik, namun ini akan menjadi pincang manakala orang tua tidak memahami konsep dan pola asuh yang islami. Contoh diatas bisa menjadi suatu hal yang sangat umum terjadi. Sejak dini, anak dikenalkan dengan busana muslimah namun orang tua merasa tidak perlu untuk melakukan hal yang serupa, sehingga banyak sekolah Islam memberlakukan aturan “berbusana rapi dan sopan” di area sekolah untuk para pengantar terutama orang tua murid.

Contoh kecil lain adalah, adakalanya seorang ibu menyuruh anaknya untuk sholat Maghrib, namun tidak dibarengi dengan mematikan TV yang masih menyala dengan dalih bahwa ibu sedang berhalangan. Tepatkah alasan itu?

Tidak semua anak bisa mencerna dan mengerti apa yang diinginkan orang tua. Oleh karena itu, seyogyanya orang tua juga belajar berempati terhadap anak.
Pada umumnya, anak belajar dengan pola meniru apa yang dia lihat. Dengan demikian, akan berbahaya bagi perkembangan anak, bila ia melihat ada perbedaan nilai yang ia serap antara pengajaran di sekolah dengan contoh nyata di rumah.
Bila di sekolah ditanamkan berbusana muslim itu wajib, bagaimana mungkin ia dapat mencerna dengan baik manakala sang ibu masih berbusana mini dan ketat?.
Bila di sekolah ditanamkan untuk sholat pada waktunya, bagaimana mungkin ia dapat menahan godaan menonton televisi sementara sang ibu bersantai ria menonton program favorit keluarga?

Jadi, marilah kita bermuhasabah, instrospeksi diri bagaimana kita bersikap dan bertingkah laku. Sebagai seorang muslim, sudahkan sikap dan tingkah laku kita sesuai dengan ajaran dan aturan-Nya? Ingatlah bahwasanya orang tua merupakan suri tauladan bagi anak. Bila kita ingin mencetak generasi Qur’ani yang cerdas, peka dan tangguh, sudahkan kita menampilkan diri kita ke arah itu? *Bon2*

0 comments:

Post a Comment